A. Pengertian
Perkembangan Kepribadian
1.
Definisi
Perkembangan
Definisi dari perkembangan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perubahan menjadi bertambah
sempurna dalam hal pikiran atau akal, pengetahuan, dan lain sebagainya.
2.
Definisi
Kepribadian
Sedangkan definisi dari
kepribadian berdasarkan Kamus Besar Bahasa yakni keadaan manusia sebagai
perseorangan atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak-watak seseorang.
Sedangkan definisi menurut para
psikolog sangat berbeda-beda penafsiran, diantaranya:
a.
W.
Stern, mendefinisikan Kepribadian (person lichkett) yaitu aktualisasi dari
realisasi dari hal-hal yang sejak semula telah terkandung dalam jiwa seseorang.
b.
G.W.
Leibniz, berpendapat bahwa Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri,
tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.
c.
Gordon
W. Alport. Ia memberikan definisi Kepribadian sebagai berikut :
"Personality
is the dynamic organization within the individual of those psychophysical
system that determine his unique adjustment to his environment"
(Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari
sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik
(khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya).
Kalau
definisi tersebut dianalisis, maka kepribadian adalah:
1)
Merupakan
suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebutuhan organisasi atau sistem yang
mengikat atau mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen kepribadian.
Organisasi tersebut dalam keadaan berproses selalu mengalami perubahan dan
perkembangan.
Kepribadian bukan sebagai bakat kodrati yang tidak bisa diubah
melainkan kepribadian dapat dibentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian
cenderung membuat psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial baik
berupa perasaan, berpikir, bersikap, berkehendak maupun bertindak dalam
perbuatan. Aspek-aspek mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain
sifat-sifat, kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, ukuran, warna kulit,
dan sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang
dimiliki seseorang.
Semua aspek kepribadian, baik sifat-sifat maupun
kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu
sistem (totalitas) dalam menentuakan cara yang khas dalam mengadakan
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ini mengandung arti bahwa setiap orang
memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda-beda dalam bertindak atau
bereaksi terhadap lingkungannya.
Dari uraian tentang pengertian kepribadian di atas,
dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian yaitu keseluruhan pola (bentuk)
tingkah laku, sifa-sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk tubuh, serta unsur-unsur
psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang.
Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup semua aktualisasi
dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang, merupakan bagian yang
khas atau ciri dari seseorang.
B. Unsur-unsur dalam Kepribadian
Kepribadian
seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi
kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
a.
Pengetahuan
Pengetahuan
sesorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi,
pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari
lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit
demi sedikit diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
b.
Perasaan
Perasaan
merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian
positif atau negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu
bersifat subjektif, sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau
kejadian akan berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap
jam pelajaran yang kosong.
c.
Dorongan Naluri
Dorongan
naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu
dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat
rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu
untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi
dengan sesame manusia, meniru tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan
bentuk, warna, suara, dan gerak.
C. Faktor-faktor
yang Membentuk Kepribadian
Secara
umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima factor yaitu:
a.
Warisan
Biologis(Heredity)
Warisan biologis memengaruhi
kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik,
berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai
karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar
sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku
kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan,
pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
b.
Warisan
Lingkungan Alam(Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan
sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam.
Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan
kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.
c.
Warisan
Sosial(Social Heritage) atau Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia,
alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan
kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.
d.
Pengalaman
Kelompok Manusia(Group Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi
oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah memengaruhi
anggota-anggotanya.
e.
Pengalaman
Unik(Unique Experience)
Setiap orang mempunyai
kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari
keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai
lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah
mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam
beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak
ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.
Selain kelima faktor pembentuk
kepribadian di atas, F.G. Robbins dalam Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan
ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian, yaitu:
1)
Sifat
Dasar
Sifat
dsar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari
ayah dan ibunya.
2)
Lingkungan
Prenatal
Lingkungan
prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu
mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat
menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik
maupun secara psikis.
3)
Perbedaan
Individual
Perbedaan
individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak
lahir.
4)
Lingkungan
Lingkungan
meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses
sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan berpengaruh pada
kepribadiannya.
5)
Motivasi
Motivasi
adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu
sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna
dalam kehidupan bermasyarakat.
D. Tahap-tahap
Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan
kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya.
Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.
Fase
Pertama
Fase pertama dimulai sejak anak
berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri.
b.
Fase
Kedua
Fase ini merupakan fase yang
sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri
seorang anak.
Fase ini berlangsung relative
panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai kepribadian tersebut
mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal
berikut:
1) Dorongan-dorongan (Drives)
Unsur ini merupakan pusat dari
kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang selanjutnya akan
membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
2) Naluri (Istinct)
Naluri merupakan suatu dorongan
yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat makhluk hidup.
3)
Getaran
Hati (Emosi)
Emosi atau getaran hati merupakan
sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi
pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia, seperti senang, sedih, indah,
serasi, dan yang lainnya.
4)
Perangai
Perangai merupakan perwujudan
dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak dari raut muka
maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsure dari
kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan oleh orang
lain.
5)
Inteligensi
(Intellegence Quetient-IQ)
Intelegensi
adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.
6)
Bakat
(Talent)
Bakat pada hakikatnya merupakan
sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena warisan biologis yang
diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang,
berpolitik, dan lainnya.
c.
Fase
Ketiga
Pada proses perkembangan
kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang ditandai dengan
semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada fase
ketiga terjadi perkembangan yang relative tetap, yaitu dengan terbentuknya
perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat
abstrak.
Setelah kepribadian terbentuk
secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu
kepribadian normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1)
Kepribadian
Normative
Kepribadian ini merupakan tipe
kepribadian yang ideal, dimana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat
untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil
sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki kepribadian normative
apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan
perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam
masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat
tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang lain.
2)
Kepribadian
Otoriter (Otoriter Man)
Tipe ini terbentuk melalui proses
sosialisasi individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada
kepentingan orang lain.
3)
Kepribadian
Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe
kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari prinsip-prinsip dan
perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah seseorang itu mempunyai lebih dari satu corak
kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian perbatasan apabila orang
ini memiliki dualism budaya, misalnya karena proses perkawinan atau karena
situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya yang
berbeda.
E. Implikasi
Perkembangan Kepribadian Remaja dalam Pendidikan
Perkembangan kepribadian dan
pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal ini saling terkait satu
sama lainnya dan memiliki hubungan yang ireverdibel. Yang artinya kedua hal ini
memiliki pengaruh tembal balik yang seimbang. Dalam implikasinya perkembangan
kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi dua macam. Yang pertama,
perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan. Dan yang kedua, pendidikan
mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Perkembangan kepribadian
mempengaruhi pendidikan maksudnya adalah kepribadian akan mempengaruhi
pencapaian seseorang dalam pendidikan. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan
bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami materi pelajaran dan juga
sikapnya di dalam kelas. Kepribadian seseorang juga dapat menunjukkan tingkat
kecerdasan orang tersebut. Dalm hal ini bukanlah seseorang yang selalu bersifat
ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan tetapi
bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Sehingga terkadang orang yang dianggap kurang ramah akan mendapatkan hasil yang
baik dalam memahami suatu materi pelajaran. Namun jika dikaitkan dengan
lingkungan sosial hal ini kurang baik karena dikhawatirkan jika orang tersebut
akan menggunakan pengetahuannnya untuk sesuatu yang menyimpang.
Pendidikan mempengaruhi
perkembangan kepribadian maksudnya dlam hal ini pendidikan memiliki peran
penting dalam perkembangan kepribadian individu. Dalam dunia pendidikan tidak
hanya dijabarkan bagaimana cara individu memahami suatu materi pelajaran tetapi
juga pembentukan karakter. Melalui pembentukan karakter kepribadian individu
dapat dibangun. Untuk membentuk kepribadian yang baik dalam diri individu maka
pendidikan sangatlah dibutuhkan, dan dalam hal ini pendidikan yang dimaksud
bukanlah pendidikan formal saja melainkan semua bentuk pendidikan baik
pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Dan dalam pembentukan kepribadian
yang baik peran dari pendidikan nonformal dari keluarga sangatlah penting.
Dengan adanya individu yang memiliki keperibadian yang baik dalam hal sosial
dan pengetahuan maka individu tersebut akan memiliki peranana yang sangat
penting dalam masyarakat. Hal inilah yang diharapkan dari perkembangan
kepribadian terutama pada remaja.
BAB
III
PENUTUP
1.1.
Kesimpulan
Perkembangan kepribadian remaja sangan
berpengaruh terhadap bagaimana pendidikannya itu sendiri. Dalam implikasinya perkembangan
kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi perkembangan kepribadian mempengaruhi
pendidikan dan pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian. Hal ini
biasanya dapat dijelaskan dengan bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami
materi pelajaran dan juga sikapnya di dalam kelas. Kepribadian seseorang juga
dapat menunjukkan tingkat kecerdasan orang tersebut. Dalm hal ini bukanlah
seseorang yang selalu bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik
dalam proses belajar, akan tetapi bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran
yang disampaikan oleh pendidik. Sehingga terkadang orang yang dianggap kurang
ramah akan mendapatkan hasil yang baik dalam memahami suatu materi pelajaran.
Maka dari itu, pendidikan sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian melalui pembentukan karakter kepribadian
individu secara formal, informal, maupun nonformal. Bila tertanam kepribadian
yang baik dalam pendidikan maka sosial dan pengetahuannya pun akan berkembang
dengan baik. Perilaku sangat tercermin dari kepribadian yang baik pula. Remaja
pada umumnya harus ditanamkan kepribadian yang memahami cara bersosialisasi
yang baik dalam pendidikannya.
1.2.
Saran
Sebagai
seorang calon pendidik, hendaknya kita mampu memahami dan menerapkan
pengetahuan tentang karakteristik perkembangan kepribadian remaja. Karena perkembangan
kepribadian remaja sangat mempengaruhi pendidikannya. Kita harus mampu mengakomodir
pembentukan kepribadian tersebut dan mengimplementasikannya terhadap pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
(www.akhmadsudrajat.wordpress.com)
http://www.wapannuri.com
Etika Individual Pola Dasar
Filsafat Moral. Karangan Drs. H.Burhanuddin,Mm, Penerbit Rineka Cipta Isbn :
979-518-761-9
Abin Syamsuddin, (2003),
Psikologi Pendidikan , Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya.
Prayitno Dan Erman Anti, (1995), Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling , Jakarta : P2LPTK
Depdikbud
Prayitno (2003),
Panduan Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan
Dasar
sanagat bermanfaat, makasih ya.
BalasHapusMy blog