Selasa, 30 Juli 2013

perkembangan kognitif dan bahasa



PENGERTIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan.Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif.Dari aspek tenaga pendidik misalnya.Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.
Akan tetapi apa arti kognitif yang sebenarnya? Lalu apa perkembangan kognitif itu?
Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi).
Kecenderungan organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk mengintegasi proses-proses sendiri menjadi system - sistem yang koheren.Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.

Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada.Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.

B. TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MANUSIA
            Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Jean Piaget (1896-1980) mengemukakan bahwa ada empat tahap perkembangan kognitif manusia, yaitu:
1. Tahap sensorimotor berlangsung sejak lahir hingga usia 2 tahun
2. Tahap praoperasional berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun
3. Tahap operasional konkret pada usia 7 hingga 11 tahun
4. Tahap operasional formal yang berlangsung pada masa remaja, usia 11 hingga 15 tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa.
C.PENGERTIAN PERKEMBANGAN BAHASA
Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem lambang bunyi yang Arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan dan mimik muka.
Berdasarkan hasil penelitian, para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan, gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya.Karena perbandingan umur kronologis dengan kemampuan berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasanya.
D.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA
Ada beberapa aliran yang memiliki pandangan tentang perkembangan bahasa seseorang. Berikut adalah penjabarannya :
1. Aliran Nativisme
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan bahasa seseorang ditentukan oleh faktor-faktor bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh orang tuanya. Hal ini berarti, jika kemampuan bahasa orang tuanya baik dan cepat, maka sang anak juga memiliki kemampuan bahasa yang baik dan cepat, begitu sebaliknya.
2. Aliran Empirisme atau Behaviorisme
Aliran ini berpandangan sebaliknya, bahwa perkembangan bahasa seseorang tidak ditentukan oleh faktor bawaan melainkan ditentukan oleh proses belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini jika kemampuan bahasa orang tuanya kurang baik dan lambat namun proses stimulasi dan proses belajar dilakukan secara intensif dengan lingkunagan berbahasa secara baik dan cepat, maka kemampuan berbahasa anak menjadi baik dan cepat
3. Aliran konvergensi
Aliran ini mengajukan pandangan yang merupakan kolaborasi antara faktor bawaan dan pengaruh lingkungan.Faktor bawaan yang kuat pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa seseorang adalah aspek kognitif.Sedangkan faktor lingkungan juga sangan berpengaruh yakni besarnya kesempatan yang diperoleh dari lingkungan.


E. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA
            Tugas utama seorang guru adalah mengajar dan dalam proses pembelajaran yang dihadapi adalah anak manusia yang bersifat “unik”. Dalam hal ini, kata unik berarti bahwa tidak ada manusia yang sama dan kondisi mereka pun sendiri tidak menetap. Ini diartikan bahwa setiap manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya, baik secara karakter dan budaya yang mereka dapatkan. Dan dengan seiring waktu, situasi dan kondisi lingkungan serta factor intern akan mempengaruhi sikap, emosi dan cara penyesuaian diri dengan orang-orang sekitar mereka dan lingkungannya. Inilah yang membuat setiap anak didik itu berbeda.
            Begitu juga bila kita akan mengajar dengan anak usia 12 keatas, dimana mereka dalam suatu masa yang disebut masa remaja. Keunikan para remaja terletak dalam individualismenya, bukan pada masa remajanya.  Remaja dalam bahasa aslinya disebutadolescence, yang artinya : “ tumbuh / tumbuh untuk mencapai kematangan”. MenurutHurlockadolescence adalah tumbuh untuk mencapai kematangan mental, emosional,social,dan fisik. Menurut Piaget, remaja adalah suatu usia dimana individu yang menuju manusia dewasa,suatu usia dimana anak tidak merasa berada dibawah tingkat orang yang lebih tua,melainkan merasa sama/ paling tidak sejajar. Bila dilihat usia, siswa SLTP dan SLTA termasuk masa remaja. Masa ini meliputi 1) Remaja awal : 12-15 tahun, 2) Remaja madya : 15-18 tahun, 3) Remaja akhir : 19-22tahun(Konopka(Pikunas,1976)). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang remaja, pada urian berikut akan dijelaskan  karakteristik umum perkembangan remaja,karakteristik perkembangan siswa sekolah menengah, dan upaya serta implikasinya dengan proses pembelajaran.

KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN REMAJA
            Remaja sering kali disebut masa pencarian jati diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego. Oleh karena itu, terdapat sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja yaitu:
o    Kegelisahan
Remaja mempunyai banyak adealisme angan-angan yang hendak diwujudkan dimasa depan. Akan tetapi, dengan kemampuan yang kurang belum memadai remaja untuk mewujudkannya.Sering angan-angan itu lebih besar dari kemampuannya.Tarik- menarik antara angan- angan yang tinggi dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka meliputi perasaan kegelisaan.
o    Pertentangan
Sebagai individu dengan penuh ego, terkadang mereka ingin melepaskan diri dari orang tua. Namun dengan kemampuan yang belum mandiri dan belum berani mengambil resiko, terkadang timbul pertentangan antara diri sendiri maupun dengan orang lain.
o    Menghayal
Dengan berbagai angan- angan yang banyak, namun tak terealisasi.Banyak remaja mengaplikasikannya dengan menghayal.  Membentuk dunia fantasi mereka untuk mencapai kepuasaan. Namun tak selamanya menghayal merupakan hal negative,terkadang khayalan dapat melahirkan ide yang bersifat konstruktif.
o    Aktivitas Kelompok
Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan/ rasa depresi mereka dengan berkumpul dengan rekan sebaya dan melakukan kegiatan yang mereka sukai.
o    Keinginan Mencoba Segala Sesuatu.
Pada umumnya, rasa ingin tau remaja sangat tinggi. Remaja cenderung ingin berpetualang,menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Oleh karena itu penting bagi remaja diberikan bimbingan agar rasa ingin taunya terarah kepada kegiatan yang positif ,kreatif, produktif.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ( USIA REMAJA)
A. Karakteristik Aspek-Aspek Perkembangan Remaja           
o    Aspek Fisik
Ditandai dengan matangnya organ- organ seksual.Konsentrasi  hormon – hormone tertentu meningkat secara dramatis pada masa remaja, seperti hormone testoteron dan estradiol.
o    Aspek Intelektual,
Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berfikir  operional formal, dengan cirri-ciri :
a)      Cara berfikir yang tidak hanya sebatas disini dan sekarang, tetapi juga terkait dengan dunia kemungkinan/ masa depan.
b)      Kemampuan berfikir hipotetik
c)      Kemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran, horizontal berfikirnya semakin luas(seperti menyangkut aspek-aspek social,moralitas agama,dan keadilan).
o    Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumbuhan organ- organ seksual mempengaruhi emosi/perasaan baru yang belum pernah dialami, seperti : rasa rindu, cinta dll.
o    Aspek Sosial
Pada masa ini perkembangan social cognition,yakni kemampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan social dengan teman sebaya. Masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap conformity,yaitu kecendrungan untuk meniru, mengikuti,opini,pendapat, kebiasaan, hobby,dll.
o    Aspek Kepribadian
Erikson (Adams &Gullota, 1983:36-37;Conger, 1977:92-93) berpendapat bahwa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normative yang sebelumnya telah memberikan konstribusi kepada perkembangan identitas ini. Anita E.Woolfolk mengartikan identity, sebagai “ suatu pengorganisasian dorongan- dorongan, kemampuan-kemampuan, keyakinan,dan pengalaman siswa ke dalam citra diri yang konsisten. Salzman (Pikunas: 1976) masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap tergantung kepada orangtua kearah kemandirian, minat seksualitas, kecenderungan untuk merenung/ memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Apabila remaja gagal mengembangkan  rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya mereka mungkin akan mengembangkan prilaku yang menyimpang,melakukan kriminalitas/ menutup diri.
o    Kesadaran Beragama
Pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai moral,terutama yang bersumber dari agama. Terkait dengan kehidupan beragama remaja,ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan.
IMPLIKASI KARAKTERISTIK REMAJA TERHADAP PENDIDIKAN
            Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja.Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan.Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika remaja mengalami masalah.  Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
o    Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya.
o    Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing  remaja untuk pengendalian emosi negative.
o    Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja.



F. IMPLIKASI PERKEMBANGAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN        
Implikasi Karakteristik Remaja Terhadap Pendidikan

            Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika remaja mengalami masalah.  Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya.
Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing  remaja untuk pengendalian emosi negative.
Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.
            Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja.

Implikasi Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran

Implikasi tentang perkembangan kognitif menurut Bruner dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak.
2. Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya.
3. Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak.
G.IMPLIKASI PERKEMBANGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN

Kemampuan Berbahasa dan Berpikir
            Berpikir merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi yang berlangsung selama terjadinya stimulus sampai dengan munculnya respons (Morgan, 1989:228)
Dalam aktivitas berpikir di dalamnya melibatkan bahasa.Berpikir merupakan percakapan dalam hati inner speech (Morgan, 1989:231).Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir mengekspresikan hasil pemikiran tersebut.

Karakteristik Perkembangan Bahasa
            Karakteristik perkembangan bahasa tidak jauh dari apa yang telah dijelaskan diatas, sehingga kita menengok kembali pada pembahasan tersebut.

Implikasi Dalam Pembelajaran
            Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, diantaranya adalah:
      a.       Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perkembangan bahasa secara optimal.
      b.      Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang memiliki variasi kemampuan bahasa pada anak sangat diperlukan untuk mengacu perkembangan bahasanya.
      c.       Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa, antara lain: cara untuk memudahkan mengingat, meniru, mengalami langsung, bermain.

Bahasa dalam Lintasan Psikologi
            Pandangan Freud tokoh psikoanalisis yang berpendapat bahwa kesalahan kita pada waktu berbicara atau menulis disebabkan oleh faktor-faktor alam bawah sadar, faktor kedalaman emosi.Yung sebagai pengikut Freud menggunakan asosiasi verbal untuk mendiagnosa kompleks-kompleks emosi. Menurut Yung, orang yang menderita persoalan emosi akan kelihatan dari penyimpanaan-penyimpanan yang dilakukan Ketika ia berkomunikasi.
Pandangan behavioris menyatakan bahwa belajar bahasa harus didasarkan pada pengalaman.Anak harus diberikan banyak rangsangan untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan bahasa.
            Perkembangan bahasa anak dianggap sebagai penanda perkembangan mental anak. Pengukuran pada bidang tes, antara lain dikembangkan oleh Binet (1904) yang meneliti yang penguasaan bahasa pertama dan kaitannya dengan relasi verbal.
Seorang ahli psikologi bangsa Swis yang bernama Plaget (1923) mengemukakan pendapat bahwa perkembangan bahasa dan penggunaannya oleh anak tercermin dalam perkembangan mentalnya.Bahkan karena pengaruh Hipotesis Whorf.Bahasa telah dianggap mempenqaruhi persepsi dan kognisi anak.  Pada pertengahan abad XX, bahasa dianggap sebagai faktor yang sangat menentukan pernyataan kognitif dan afektif seseorang. 














BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya.Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.
Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis.Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak , anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya. Anak telah dapat mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud).
Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda:
1. Struktur 2. Isi 3. Fungsi
Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh  maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara genetik.



Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik, bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya dan di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dandiskusi dengan teman-temanya.
sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari..