PENGERTIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan.Secara umum kognitif diartikan
potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa
(sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau
upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang
lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang
lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara
kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering mendengar kata kognitif.Dari aspek tenaga pendidik misalnya.Seorang guru
diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus
memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan
sebagainya.
Akan tetapi apa arti kognitif yang
sebenarnya? Lalu apa perkembangan kognitif itu?
Jean Piaget (1896-1980), pakar
psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia
kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang
mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian
(adaptasi).
Kecenderungan
organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk
mengintegasi proses-proses sendiri menjadi system - sistem yang
koheren.Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme
untuk memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.
Piaget yakin
bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam
pengetahuan mereka yang sudah ada.Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika
individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
B. TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MANUSIA
Menurut teori tahapan Piaget, setiap
individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat
invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Jean Piaget (1896-1980)
mengemukakan bahwa ada empat tahap perkembangan kognitif manusia, yaitu:
1.
Tahap sensorimotor berlangsung sejak lahir hingga usia 2 tahun
2.
Tahap praoperasional berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun
3.
Tahap operasional konkret pada usia 7 hingga 11 tahun
4.
Tahap operasional formal yang berlangsung pada masa remaja, usia 11 hingga 15
tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa.
C.PENGERTIAN PERKEMBANGAN BAHASA
Pengertian
Perkembangan Bahasa
Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sistem lambang bunyi yang Arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu
pengertian seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan,
lukisan dan mimik muka.
Berdasarkan hasil penelitian, para ahli psikologi
perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu
dalam menguasai kosakata, ucapan, gramatikal dan etika pengucapannya dalam
kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya.Karena
perbandingan umur kronologis dengan kemampuan berbahasa individu menunjukkan
perkembangan bahasanya.
D.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA
Ada beberapa aliran yang memiliki pandangan tentang
perkembangan bahasa seseorang. Berikut adalah penjabarannya :
1.
Aliran Nativisme
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan bahasa
seseorang ditentukan oleh faktor-faktor bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh
orang tuanya. Hal ini berarti, jika kemampuan bahasa orang tuanya baik dan
cepat, maka sang anak juga memiliki kemampuan bahasa yang baik dan cepat,
begitu sebaliknya.
2.
Aliran Empirisme atau Behaviorisme
Aliran ini berpandangan sebaliknya, bahwa perkembangan
bahasa seseorang tidak ditentukan oleh faktor bawaan melainkan ditentukan oleh
proses belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini jika kemampuan bahasa
orang tuanya kurang baik dan lambat namun proses stimulasi dan proses belajar
dilakukan secara intensif dengan lingkunagan berbahasa secara baik dan cepat,
maka kemampuan berbahasa anak menjadi baik dan cepat
3.
Aliran konvergensi
Aliran ini mengajukan pandangan yang merupakan
kolaborasi antara faktor bawaan dan pengaruh lingkungan.Faktor bawaan yang kuat
pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa seseorang adalah aspek
kognitif.Sedangkan faktor lingkungan juga sangan berpengaruh yakni besarnya
kesempatan yang diperoleh dari lingkungan.
E. TAHAP PERKEMBANGAN
BAHASA
Tugas utama seorang guru adalah
mengajar dan dalam proses pembelajaran yang dihadapi adalah anak manusia yang
bersifat “unik”. Dalam hal ini, kata unik berarti bahwa tidak ada manusia yang
sama dan kondisi mereka pun sendiri tidak menetap. Ini diartikan bahwa setiap
manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya, baik secara karakter dan
budaya yang mereka dapatkan. Dan dengan seiring waktu, situasi dan kondisi
lingkungan serta factor intern akan mempengaruhi sikap, emosi dan cara
penyesuaian diri dengan orang-orang sekitar mereka dan lingkungannya. Inilah
yang membuat setiap anak didik itu berbeda.
Begitu juga bila kita akan mengajar
dengan anak usia 12 keatas, dimana mereka dalam suatu masa yang disebut masa
remaja. Keunikan para remaja terletak dalam individualismenya, bukan pada masa
remajanya. Remaja dalam bahasa aslinya disebutadolescence, yang
artinya : “ tumbuh / tumbuh untuk mencapai kematangan”. MenurutHurlock, adolescence adalah
tumbuh untuk mencapai kematangan mental, emosional,social,dan fisik.
Menurut Piaget, remaja adalah suatu usia dimana individu yang
menuju manusia dewasa,suatu usia dimana anak tidak merasa berada dibawah
tingkat orang yang lebih tua,melainkan merasa sama/ paling tidak sejajar. Bila
dilihat usia, siswa SLTP dan SLTA termasuk masa remaja. Masa ini meliputi 1)
Remaja awal : 12-15 tahun, 2) Remaja madya : 15-18 tahun, 3) Remaja akhir :
19-22tahun(Konopka(Pikunas,1976)). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang
remaja, pada urian berikut akan dijelaskan karakteristik umum
perkembangan remaja,karakteristik perkembangan siswa sekolah menengah, dan
upaya serta implikasinya dengan proses pembelajaran.
KARAKTERISTIK
UMUM PERKEMBANGAN REMAJA
Remaja sering kali disebut masa
pencarian jati diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego. Oleh karena itu,
terdapat sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja yaitu:
o Kegelisahan
Remaja
mempunyai banyak adealisme angan-angan yang hendak diwujudkan dimasa depan.
Akan tetapi, dengan kemampuan yang kurang belum memadai remaja untuk
mewujudkannya.Sering angan-angan itu lebih besar dari kemampuannya.Tarik-
menarik antara angan- angan yang tinggi dengan kemampuannya yang masih belum
memadai mengakibatkan mereka meliputi perasaan kegelisaan.
o Pertentangan
Sebagai
individu dengan penuh ego, terkadang mereka ingin melepaskan diri dari orang
tua. Namun dengan kemampuan yang belum mandiri dan belum berani mengambil
resiko, terkadang timbul pertentangan antara diri sendiri maupun dengan orang
lain.
o Menghayal
Dengan
berbagai angan- angan yang banyak, namun tak terealisasi.Banyak remaja
mengaplikasikannya dengan menghayal. Membentuk dunia fantasi mereka untuk
mencapai kepuasaan. Namun tak selamanya menghayal merupakan hal
negative,terkadang khayalan dapat melahirkan ide yang bersifat konstruktif.
o Aktivitas Kelompok
Kebanyakan
remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan/ rasa depresi mereka dengan
berkumpul dengan rekan sebaya dan melakukan kegiatan yang mereka sukai.
o Keinginan Mencoba
Segala Sesuatu.
Pada umumnya, rasa ingin tau remaja sangat tinggi.
Remaja cenderung ingin berpetualang,menjelajah segala sesuatu dan mencoba
segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Oleh karena itu penting bagi
remaja diberikan bimbingan agar rasa ingin taunya terarah kepada kegiatan yang
positif ,kreatif, produktif.
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ( USIA REMAJA)
A.
Karakteristik Aspek-Aspek Perkembangan Remaja
o Aspek Fisik
Ditandai
dengan matangnya organ- organ seksual.Konsentrasi hormon –
hormone tertentu meningkat secara dramatis pada masa remaja, seperti hormone
testoteron dan estradiol.
o Aspek Intelektual,
Masa
remaja sudah mencapai tahap perkembangan berfikir operional formal,
dengan cirri-ciri :
a)
Cara berfikir yang tidak hanya sebatas disini dan sekarang, tetapi juga terkait
dengan dunia kemungkinan/ masa depan.
b)
Kemampuan berfikir hipotetik
c)
Kemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran, horizontal berfikirnya
semakin luas(seperti menyangkut aspek-aspek social,moralitas agama,dan
keadilan).
o Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas.
Pertumbuhan organ- organ seksual mempengaruhi emosi/perasaan baru yang belum
pernah dialami, seperti : rasa rindu, cinta dll.
o Aspek Sosial
Pada masa ini perkembangan social cognition,yakni
kemampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan
social dengan teman sebaya. Masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap
conformity,yaitu kecendrungan untuk meniru, mengikuti,opini,pendapat,
kebiasaan, hobby,dll.
o Aspek Kepribadian
Erikson (Adams &Gullota, 1983:36-37;Conger,
1977:92-93) berpendapat bahwa remaja merupakan masa berkembangnya identity.
Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis
normative yang sebelumnya telah memberikan konstribusi kepada perkembangan
identitas ini. Anita E.Woolfolk mengartikan identity, sebagai “ suatu
pengorganisasian dorongan- dorongan, kemampuan-kemampuan, keyakinan,dan
pengalaman siswa ke dalam citra diri yang konsisten. Salzman (Pikunas: 1976)
masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap tergantung kepada orangtua
kearah kemandirian, minat seksualitas, kecenderungan untuk merenung/
memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Apabila
remaja gagal mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan
arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya mereka mungkin akan
mengembangkan prilaku yang menyimpang,melakukan kriminalitas/ menutup diri.
o Kesadaran Beragama
Pentingnya
remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai moral,terutama yang
bersumber dari agama. Terkait dengan kehidupan beragama remaja,ternyata
mengalami proses yang cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang
diharapkan.
IMPLIKASI
KARAKTERISTIK REMAJA TERHADAP PENDIDIKAN
Lingkungan sekolah mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja.Sekolah selain mengemban
fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan.Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam
istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan
jika remaja mengalami masalah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar
dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
o Membantu siswa dalam
menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya.
o Emosi yang memuncak
adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing remaja untuk pengendalian
emosi negative.
o
Mengajari cara memahami orang
lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan
sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses
pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa
menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos,
objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik
dalam menghadapi remaja.
F. IMPLIKASI PERKEMBANGAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN
Implikasi Karakteristik Remaja
Terhadap Pendidikan
Lingkungan sekolah
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain
mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam kaitan pendidikan
sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan
perlindungan jika remaja mengalami masalah. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang
dihadapinya.
Emosi yang memuncak
adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing remaja untuk
pengendalian emosi negative.
Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam
mendidik remaja.
Dengan mempelajari
berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa
remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka
guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu
sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan
perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja.
Implikasi Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran
Implikasi tentang perkembangan kognitif menurut Bruner dalam pembelajaran,
yaitu sebagai berikut:
1. Anak memiliki cara
berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperlihatkan fenomena
atau masalah kepada anak.
2. Anak, terutama pada
pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik
apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan melihat,
merasakan, mencium, dan sebagainya.
3. Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik
minat dan mengembangkan pemahaman anak.
G.IMPLIKASI PERKEMBANGAN BAHASA
DALAM PEMBELAJARAN
Kemampuan
Berbahasa dan Berpikir
Berpikir
merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi yang berlangsung
selama terjadinya stimulus sampai dengan munculnya respons (Morgan, 1989:228)
Dalam
aktivitas berpikir di dalamnya melibatkan bahasa.Berpikir merupakan percakapan
dalam hati inner speech (Morgan,
1989:231).Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir mengekspresikan
hasil pemikiran tersebut.
Karakteristik Perkembangan Bahasa
Karakteristik perkembangan bahasa
tidak jauh dari apa yang telah dijelaskan diatas, sehingga kita menengok
kembali pada pembahasan tersebut.
Implikasi Dalam Pembelajaran
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa, diantaranya adalah:
a.
Mengupayakan lingkungan yang dapat
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perkembangan bahasa secara optimal.
b. Pengenalan sejak dini terhadap
lingkungan yang memiliki variasi kemampuan bahasa pada anak sangat diperlukan
untuk mengacu perkembangan bahasanya.
c.
Mengembangkan strategi untuk
mempermudah penguasaan bahasa, antara lain: cara untuk memudahkan mengingat,
meniru, mengalami langsung, bermain.
Bahasa dalam Lintasan Psikologi
Pandangan
Freud tokoh psikoanalisis yang berpendapat bahwa kesalahan kita pada waktu
berbicara atau menulis disebabkan oleh faktor-faktor alam bawah sadar, faktor
kedalaman emosi.Yung sebagai pengikut Freud menggunakan asosiasi verbal untuk
mendiagnosa kompleks-kompleks emosi. Menurut Yung, orang yang menderita
persoalan emosi akan kelihatan dari penyimpanaan-penyimpanan yang dilakukan
Ketika ia berkomunikasi.
Pandangan behavioris menyatakan
bahwa belajar bahasa harus didasarkan pada pengalaman.Anak harus diberikan
banyak rangsangan untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan
bahasa.
Perkembangan
bahasa anak dianggap sebagai penanda perkembangan mental anak. Pengukuran pada
bidang tes, antara lain dikembangkan oleh Binet (1904) yang meneliti yang
penguasaan bahasa pertama dan kaitannya dengan relasi verbal.
Seorang ahli psikologi bangsa Swis yang bernama Plaget (1923) mengemukakan pendapat bahwa perkembangan bahasa dan penggunaannya oleh anak tercermin dalam perkembangan mentalnya.Bahkan karena pengaruh Hipotesis Whorf.Bahasa telah dianggap mempenqaruhi persepsi dan kognisi anak. Pada pertengahan abad XX, bahasa dianggap sebagai faktor yang sangat menentukan pernyataan kognitif dan afektif seseorang.
Seorang ahli psikologi bangsa Swis yang bernama Plaget (1923) mengemukakan pendapat bahwa perkembangan bahasa dan penggunaannya oleh anak tercermin dalam perkembangan mentalnya.Bahkan karena pengaruh Hipotesis Whorf.Bahasa telah dianggap mempenqaruhi persepsi dan kognisi anak. Pada pertengahan abad XX, bahasa dianggap sebagai faktor yang sangat menentukan pernyataan kognitif dan afektif seseorang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jean Piaget (1896-1980), pakar
psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia
kognitif mereka sendiri. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif
memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak
didik dengan lingkungannya.Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang
kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti
penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan
cara menilai siswa dan sebagainya.
Jean Piaget dikenal dengan teori
perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara
fungsi biologi & psikologis.Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema
dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks.
Pada masa kanak-kanak , anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap.
Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya. Anak telah
dapat mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal
yang abstrak (tak berwujud).
Menurut Piaget, inteligensi dapat
dilihat dari 3 perspektif berbeda:
1. Struktur 2. Isi 3. Fungsi
Menurut
Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi
oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang
terprogram secara genetik.
Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget
dalam pembelajaran adalah:
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, Anak-anak
akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik, bahan
yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, berikan
peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya dan di dalam kelas,
anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dandiskusi dengan
teman-temanya.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar