Selasa, 23 Juli 2013

MAKALAH ARSITEKTUR GHOTIC

BAB I
PENDAHULUAN
            Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan dan (3) Rumusan Masalah.
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya arsitektur gaya Gothik dipahami sebagai satu warisan budaya yang telah eksis sejak hampir 500 tahun lalu. Paham Renaissance mempercayai bahwa jatuhnya kekaisaran Romawi mengakibatkan munculnya era kemerosotan (degradasi) kebudayaan, sebelum kemudian seni budaya bangkit kembali pada abad ke 15. Untuk menandai pencapaian tersebut, para penulis paham Renaissance menggambarkan bahwa seni abad pertengahan bagaikan lentera yang suram : “Masa Kegelapan” datang ketika kaum barbar dari utara menginvasi dan ‘meruntuhkan’ budaya zaman purba dan menggantikannya dengan kebudayaan mereka. Kaum Goth, yang sesungguhnya membuat sedikit kerusakan fisik ketika mereka mengambil alih kekuasaan Romawi pada tahun 410 adalah suku yang dianggap bertanggung jawab atas malapetaka ini. Karenanya terminologi Gothik dibuat oleh paham Renaissance sebagai bagian dari definisinya sendiri.

1.2.Tujuan
Tujuannya untuk memperkenalkan lebih jauh lagi tentang sejarah dan perkembangan arsitektur Gotic. Untuk mengetahui jenis dan material dari bangunan arsitektur Gotic.

1.3.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari arsitektur gotik ?
2. Bagaimana sejarah arsitektur gotik ?
3. Apa yang melatar belakangi munculnya arsitektur gotik?
4. Sebutkan macam-macam pendekatan gotik !
5. Bagaimana struktur bangunan gotik ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Bab ini menguraikan mengenai: (1) Pengertian Arsitektur Gotik, (2) Macam-macam Pendekatan dan (3) Filosofi Arsitektur Gotik.
2.1.Pengertian Arsitektur Gotik
Arsitektur Gothik adalah gaya arsitektur yang berkembang selama periode Abad Pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan diteruskan oleh arsitektur Renaissance. Arsitektur Gothik berasal dari abad ke-12 sampai abad ke-16 di Perancis, sehingga arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai “Gaya Perancis” (Opus Francigenum).
Arsitektur Gothik dikenal diterapkan pada sebagian besar bangunan katedral, biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Pada perkembangannya gaya Gothik juga diterapkan pada arsitektur bangunan kastil, istana, balai kota, balai serikat, universitas terkemuka dan sampai sejauh kurang dan rumah pribadi. Gaya bangunan berarsitektur gothik yang memiliki karakter kuat dan mampu menarik emosi tersebut dianggap sebagai karya seni yang tak ternilai dan tercatat dengan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.
2.2.Macam-macam Pendekatan
1. Pendekatan Struktur
Pendekatan menekankan pada struktur rangka batu dari arsitektur Gothik, yang terlihat sebagai logika rekayasa murni, seolah–olah pembuat bangunan hanya memiliki sedikit hal dalam pikirannya, namun pengurangan dalam jumlah besar terhadap mural (lukisan dinding) zaman Romanesque menjadi suatu perlindungan minimal dari batu. Pada abad 19, pendukung sudut pandang ini menghubungkan Gothik dengan teknologi arsitektur baru untuk besi dan baja. Sebagaimana skema kerangka arsitektur, Gothik secara konseptual dapat dilihat tidak berbeda dengan Crystal Palace dan Menara Eifel.

2. Pendekatan Visual
Pendekatan kedua menafsirkan arsitektur Gotik sebagai bagian dari seni visual, daripada bagian dari Ilmu Statika. Beberapa pengamat menekankan peran garis, yang dilipatgandakan dan mengambil alih struktur interior yang terlihat serta mengubahnya dari massa yang berat menjadi konfigurasi yang elegan, ringan dan berbentuk dinamis. Penekanan lain pada pencahayaan, tidak hanya terhadap sinar yang dipancarkan lembaran kaca berwarna, tetapi juga terhadap apa yang dinamakan efek terang benderang dimana struktur gothik diperhitungkan untuk menciptakan tempurung rangkap visual yang secara optis memotong soliditas struktur. Secara berurutan, interior gaya Gothik terlihat seperti lapisan berbentuk kanopi yang saling berkaitan satu sama lain; atau menekankan adanya orientasi diagonal rusuk kubah dan bentuk balok (kontras dengan gaya Romanesque yang lebih terbuka).
3. Pendekatan Simbolik
Bangunan gothic yang sangat kompleks, seperti Katedral Amiens, tidak didirikan dengan pertimbangan struktur dan visual saja, tanpa emosi yang kuat dan dalam. Selama era Gothik, simbol-simbol intelektualitas dan keagamaan pada masa itu diekspresikan dalam bangunan katedral. Aliran/mahzab intelektual yang sangat berpengaruh pada masa tersebut adalah Scholasticism yang dipelopori oleh Saint Thomas Aquinas (1225 – 74), yang dalam ensiklopedia Summa Theologica menyatukan isu agama dan intelektual pada tataran yang sama. Keterkaitan penting antara mahzab Scholasticisme dengan arsitektur Gothik telah berkembang, antara lain dalam terjemahan berbagai pandangan visioner pada dinding batu dan kaca dekoratif dalam katedral.






BAB III
PEMBAHASAN
Bab ini menerangkan mengenai : (1) Pembahasan
5.1. Pembahasan
Arsitektur Gothik adalah gaya arsitektur yang berkembang selama periode Abad Pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan diteruskan oleh arsitektur Renaissance. Arsitektur Gothik berasal dari abad ke-12 sampai abad ke-16 di Perancis, sehingga arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai “Gaya Perancis” (Opus Francigenum).
Arsitektur Gothik dikenal diterapkan pada sebagian besar bangunan katedral, biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Pada perkembangannya gaya Gothik juga diterapkan pada arsitektur bangunan kastil, istana, balai kota, balai serikat, universitas terkemuka dan sampai sejauh kurang dan rumah pribadi. Gaya bangunan berarsitektur gothik yang memiliki karakter kuat dan mampu menarik emosi tersebut dianggap sebagai karya seni yang tak ternilai dan tercatat dengan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.
Pada pekembangannya, arsitektur bergaya gothik mengalami kebangkitan kembali pada abad ke-18 di Inggris dan menyebar ke hampir seluruh negara Eropa pada abad ke 19. Arsitrektur gothik yang lahir disetiap wilayah dan Negara-negara memiliki perbedaan karakter-karakter yang justru memperkaya karakteristik gothik. Salah satu contoh bangunan berarsitektur gothik yang terkenal adalah Katedral Reims di Perancis dan Notre Dame.
Berasal dari abad ke-12 Perancis dan abadi ke dalam abad ke-16 , arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai "Gaya Perancis" (Opus Francigenum), dengan jangka Gothic pertama muncul pada bagian akhir dariRenaissance . Karakter fitur termasuk lengkungan menunjuk , yang kubah bergaris dan memperkuat terbang. Arsitektur Gothic adalah gaya arsitektur yang berkembang selama akhir tinggi dan periode abad pertengahan . Hal ini berevolusi dari arsitektur Romawi dan digantikan oleh arsitektur.
Arsitektur Gothic yang paling dikenal sebagai arsitektur banyak besar katedral , biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Hal ini juga banyak arsitektur kastil , istana , balai kota , balai serikat , universitas terkemuka dan sampai sejauh kurang, rumah pribadi.
" Gothic arsitektur "tidak menyiratkan arsitektur historis Goth . Ia memiliki aplikasi yang lebih luas. Istilah ini berasal sebagai merendahkan deskripsi. Itu datang untuk digunakan sebagai awal tahun 1530-an oleh Giorgio Vasari untuk menggambarkan budaya yang dianggap kasar dan barbar. Pada saat yang Vasari menulis, Italia telah mengalami abad bangunan dalam kosakata arsitektur klasik kembali dalam Renaisans dan dilihat sebagai bukti terbatas baru Golden Age pembelajaran dan perbaikan.       
Pada abad ke-17 penggunaan bahasa Inggris, "Goth" adalah setara dengan " perusak ", sebuah despoiler liar dengan warisan Jerman dan datang untuk diterapkan pada gaya arsitektur Eropa utara dari sebelum kebangkitan jenis arsitektur klasik. Menurut koresponden abad ke-19 di London Journal Catatan dan Pertanyaan : Tidak dapat diragukan lagi bahwa istilah 'gothic' seperti yang diterapkan untuk menunjuk gaya arsitektur gereja digunakan pada awalnya menghina, dan di cemooh, oleh orang-orang yang ambisius untuk meniru dan menghidupkan kembali perintah Yunani arsitektur, setelah kebangkitan sastra klasik . Pihak berwenang seperti Christopher Wren dipinjamkan bantuan mereka dalam mencela gaya abad pertengahan tua, yang mereka sebut Gothic, sebagai sinonim dengan segala sesuatu yang barbar dan kasar.
Arsitektur bergaya Gothik lahir pada periode Romenatik. Periode ini ditandai dengan beberapa aliran arsitektur antara lain Byzanthium, Romanesque, Gothic, Renaissance, serta Baroque dan Rococo.
Pada umumnya arsitektur gaya Gothik dipahami sebagai satu warisan budaya yang telah eksis sejak hampir 500 tahun lalu. Paham Renaissance mempercayai bahwa jatuhnya kekaisaran Romawi mengakibatkan munculnya era kemerosotan (degradasi) kebudayaan, sebelum kemudian seni budaya bangkit kembali pada abad ke 15. Untuk menandai pencapaian tersebut, para penulis paham Renaissance menggambarkan bahwa seni abad pertengahan bagaikan lentera yang suram : “Masa Kegelapan” datang ketika kaum barbar dari utara menginvasi dan ‘meruntuhkan’ budaya zaman purba dan menggantikannya dengan kebudayaan mereka. Kaum Goth, yang sesungguhnya membuat sedikit kerusakan fisik ketika mereka mengambil alih kekuasaan Romawi pada tahun 410 adalah suku yang dianggap bertanggung jawab atas malapetaka ini. Karenanya terminologi Gothik dibuat oleh paham Renaissance sebagai bagian dari definisinya sendiri.
Kerancuan etimologi ini hanya satu dari kekacauan yang ditimbulkan oleh arsitektur Gothik. Pada awal abad 18, gaya Gothik kembali menjadi favorit dan dihargai oleh gerakan Romantik dengan mengabaikan beberapa nilai yang telah diabaikan dan dianggap rendah oleh kaum Renaissance – kebebasan irrasional dan inti sari faham Christianity (sebagai kebalikan dari arsitektur Renaissance yang sangat “rasional” dan “penyembah berhala”. Pada bangunan-bangunan baru didirikan dengan gaya Gothik, para arsitek dan akademisi telah meneliti dan mempertimbangkan sejarah dan maknanya.
Istilah gothic tersebut dianggap tidak sesuai dengan kategori dan kosa kata yang telah disusun untuk arsitektur era Klasik dan Renaissance – antara lain karena sangat asing dan berbeda, lebih mudah ditirukan daripada dipahami. Terminologi Gothik tetap dipelihara, dengan mengabaikan absurditasnya, tidak ada satupun periode arsitektur yang memberikan judul yang demikian tidak layak. Kemisteriusannya, terlihat sebagai energi utama yang tertangkap pada istilah ‘Gothik’, dengan penambahan nada pada asal muasal kemisteriusannya, dongeng yang menyimpang, serta imajinasi liar mengenai kaum barbar dari utara. Meskipun “Gothik” menjadi istilah yang tidak ada definisi arsitekturnya, tetapi gaya tersebut telah didefinisikan melalui bentuk arsitekturnya, dan mengabaikan apapun arti yang disarikan atau dibaca mengenainya.
Secara umum terdapat 3 (tiga) pendekatan yang cenderung dominan dalam intepretasi arsitektur Gothik, yakni stuktur, visual, dan simbolik. Pendekatan pertama menekankan pada struktur rangka batu dari arsitektur Gothik, yang terlihat sebagai logika rekayasa murni, seolah–olah pembuat bangunan hanya memiliki sedikit hal dalam pikirannya, namun pengurangan dalam jumlah besar terhadap mural (lukisan dinding) zaman Romanesque menjadi suatu perlindungan minimal dari batu. Pada abad 19, pendukung sudut pandang ini menghubungkan Gothik dengan teknologi arsitektur baru untuk besi dan baja. Sebagaimana skema kerangka arsitektur, Gothik secara konseptual dapat dilihat tidak berbeda dengan Crystal Palace dan Menara Eifel.
Pendekatan kedua menafsirkan arsitektur Gotik sebagai bagian dari seni visual, daripada bagian dari Ilmu Statika. Beberapa pengamat menekankan peran garis, yang dilipatgandakan dan mengambil alih struktur interior yang terlihat serta mengubahnya dari massa yang berat menjadi konfigurasi yang elegan, ringan dan berbentuk dinamis. Penekanan lain pada pencahayaan, tidak hanya terhadap sinar yang dipancarkan lembaran kaca berwarna, tetapi juga terhadap apa yang dinamakan efek terang benderang dimana struktur gothik diperhitungkan untuk menciptakan tempurung rangkap visual yang secara optis memotong soliditas struktur. Secara berurutan, interior gaya Gothik terlihat seperti lapisan berbentuk kanopi yang saling berkaitan satu sama lain; atau menekankan adanya orientasi diagonal rusuk kubah dan bentuk balok (kontras dengan gaya Romanesque yang lebih terbuka).
Bangunan gothic yang sangat kompleks, seperti Katedral Amiens, tidak didirikan dengan pertimbangan struktur dan visual saja, tanpa emosi yang kuat dan dalam. Selama era Gothik, simbol-simbol intelektualitas dan keagamaan pada masa itu diekspresikan dalam bangunan katedral. Aliran/mahzab intelektual yang sangat berpengaruh pada masa tersebut adalah Scholasticism yang dipelopori oleh Saint Thomas Aquinas (1225 – 74), yang dalam ensiklopedia Summa Theologica menyatukan isu agama dan intelektual pada tataran yang sama. Keterkaitan penting antara mahzab Scholasticisme dengan arsitektur Gothik telah berkembang, antara lain dalam terjemahan berbagai pandangan visioner pada dinding batu dan kaca dekoratif dalam katedral.
Keunggulan visioner dari katedral bergaya Gothik menempatkan aspek-aspek lain dari sebuah bangunan pada perspektif yang tepat. Ciri-ciri formal utama –seperti ruang, pencahayaan, garis, dan geometri- menciptakan atmosfer yang sangat penting dari suatu bangunan; sedangkan ciri-ciri struktural –seperti rusuk pada kubah, ujung lengkungan, penopang/balok yang melayang- dimungkinkan oleh faktor-faktor visual. Balok yang melayang, yang mengelilingi katedral, menopang bentuk yang menciptakan interior visionernya. Bagi para observer, yang melupakan kerangka balok penopang, bentuk ini muncul dan berdiri sendiri dengan dasar kekuatan supranatural, keajaiban, dan karunia Tuhan, yang menyatakan bahwa supremasi keyakinan/agama diatas segalanya. Sebagai suatu gaya yang lebih dari yang lain, langgam Gothik banyak berbagi dengan langgam Byzantine.
Aliran gothic ini juga disebut-sebut sebagai seni barbarian. Di inggris pada tahun 1700-1800 disebut atau di juluki seni gothic adalah seni yang tidak mempunyai rasa, hambar sekaligus disebut sebagai seni yang menyimpang dari kaidah-kaidah seni biasanya.
Karenanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa istilah ‘gothic’ seperti yang diterapkan untuk menunjuk gaya arsitektur gereja digunakan pada awalnya menghina, dan di cemooh, oleh orang-orang yang ambisius untuk meniru dan menghidupkan kembali perintah Yunani arsitektur, setelah kebangkitan sastra klasik.
Bangunan bergaya gothik dapat dengan mudah dikenali melalui ciri khas dan karakteristik tertentu yang menekankan aspek vertikalitas, dan pencahayaan. Karakteristik tersebut terlihat dari struktur bangunan tidak lagi berupa tembok yang kokoh, namun menjadi kerangka batu yang terdiri dari kolom, kubah dan tiang-tiang penopang. Dalam arsitektur Gothic, kombinasi yang unik dari teknologi yang sudah ada menciptakan gaya bangunan baru yakni teknik ogival atau menunjuk arch, lemari besi berusuk, dan balok menunjang.
INTERIOR GEREJA ST PAUL’S
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtJ8PBP448sPrS_rqrA-dgdkLLEsgss6Xf5VT23UsU5r8VbxasrZYmUzdNYaFb7Mj-FN6P60Au9M1jcrf4trFXRK0nrguxKlqOGJy7Pw3I7ymaYtq2k9q1jpVG-lDN543PKkSDZqoa40o/s200/23.JPG
Gambar 1. Ruang Persegi Panjang
Ruangan persegi panjang sebagai tempat ibadah ini dengan bentuk langit-langit yang melengkung merupakan dasar dari gereja St Paul’s. Biasanya dijumpai dalam bentuk sepulchure. Bentuk ruang ini snagat bagus dalam menunjukkan pengaruh dari bahan yang digunakan. Tekstur permukaan yang menentukan ruang lingkuup dari tindakan yang akan dilakukan, dari yang penting sampai kontemporer. Dan ini berlaku untuk setiap ruangan dalam gereja.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX9zPpIMa1hoy-w1SVSgNvFLk-uXktfXXaTyBX3wSQfHWdM8KOpiyZZBadULiZeHgehXbFSMr0O8W5y5Pb_R18NnD3VjCOtpnja5qZ6305qDZ_EtZ-zjrdh_keRxywQqoRwr2g8IerSXI/s1600/22.JPG
Gambar 2. Ruang Interior
Pada ruang-ruang persegi panjang lokasi bukaan sangatlah penting. Seperti interior dalam gereja St Paul’s. Bukaan diletakkan pada sisi yang pendek sehingga ruang tersebut memberikan kesan tinggi dengan suatu penjajajaran yang jelas sepanjang sumbu memanjangnya. Dengan menyisipkan deretan kolom yang melengkung, kecenderungan ini menjadi semakin nyata. Daerah tepi yang gelap dapat digunakan untuk tujuan dan aktivitas yang sekunder. Jalan yang memanjang ke arah mimbar semakin mempertegas arah melintang yang tertutup. Hal yang patut dicatat dan diingat adalah penemuan struktur gereja yang dikenal dengan flying buttress yaitu semacam balok miring yang melayang dan menyalurkan beban atap, memperkokoh bangunan, dan sekaligus menjadi elemen estetika. Disamping sebagai unggulan flying buttress, juga menjadi ciri gereja Gothik bersama ciri-ciri lainnya seperti menara lonceng yang lebih tinggi dengan era Romanika, serta penggunaan busur-busur yang lancip. Beberapa negara yang menjadi tumpuan perkembangan arsitektur Gothik adalah Prancis, Inggris, Jerman, Itali, Spanyol, Belgia, dan Belanda. Tatanan denah dan bentuk globalnya lebih bebas dibandingkan dengan Bizantium dan Romanesque.
Terdapat menara pada bangunan gereja. Biasanya terletak pada bagian depan ataupun belakang bangunan. Dan pada masa Arsitektur Gothic menara difungsikan sebagai isyarat adanya peribadatan di dalam gereja. Hal tersebut berkembang sampai saat ini, dan isyarat tersebut merupakan bunyi lonceng yang ditempatkan dibagian atas menara.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada periode ini di antaranya: Ketinggian langit-langit yang jauh melebihi skala manusia, terutama pada gereja-gereja dan katedral.Bentuk busur yang meruncing, dikarenakan keinginan untuk menciptakan atap meruncing sebagai ciri arsitektur vernakular Eropa. Hal ini merupakan tuntutan iklim salju.
Pengembangan bentuk rib vaults—bentuk kubah yang menyerupai rusuk. Salah satu pembeda arsitektur Gothic dengan periode sebelumnya adalah sistem konstruksi kolom dan langit-langit tidak terpisah. Jadi antara kolom dan rusuk penyangga atap menyatu. Sebagai pengembangan dari struktur busur silang yang banyak digunakan pada periode sebelumnya, bentuk busur rusuk dapat dikatakan terinspirasi dari bentuk ranting pohon. Pada perkembangan selanjutnya, susunan rusuk yang terjadi malah menyerupai kipas. Di samping itu, diameter kolom menjadi besar karena sebenarnya kolom besar tersebut merupakan gabungan dari beberapa kolom kecil-kecil yang langsung menopang rusuk. Meskipun sama-sama berukuran besar, pada arsitektur Yunani hal ini lebih dikarenakan kebutuhan struktural untuk menopang beban atap dan entablature yang sangat besar. Kolomnya berkembang menjadi kolom strutural dan non struktural.
Bangunan Arsitektur bergaya Gotik biasanya Bentuk bangunannya dibuat mirip dengan gereja yang memiliki bentuk khas Gotik. konstruksi balok-balok penopang juga sudah mulai diperlihatkan pada zaman romantik, yaitu pada pengerjaan balkon dan pilar-pilarnya, selain berfungsi sebagai penopang, juga berfungsi untuk memperindah ruang dalam. pada bangunan gaya Gotik, ide-ide arsitektur ditempatkan sebagai konsekuensi akhir yang harus diusahakan supaya dapat betul-betul terselesaikan. efek yang dihasilkan ternyata luar biasa indah dan megah, melawan kesan bahan dasar yang digunakan (batu belah, yaitu kesan berat dan membebani.
Gereja Gotik merupakan bangunan dengan sistem kerangka dan penopang. dinding-dindingnya berfungsi sebagai pelindung yang melingkupi ruang dalam gereja seperti selubung tipis. beban atapnya yang melengkung dan tiang tinggi, ditopang oleh pilar-pilar, ditempatkan mengerombol dan saling berkaitan.
Kerangka pada atap melengkung dan konstruksi penopangnya yang dibuat berdasarkan tuntutan pengaturan ruang, sangat menguntungkan dinding penutupnya. bidang dinding yang terletak antara kerangka penopang, hampir tidak memikul beban, selain beban beratnya sendiri. Hal ini memberikan kesempatan pada perkembangan bentuk jendela. jendela dibuat semakin besar karena kekhawatiran akan masalah statika tidak ada. selain itu, lengkungan menyudut, lengkungan bersudut dapat membagikan beban statikanya daripada lengkungan setengah lingkaran, sehingga tiang penopang juga menerima beban yang lebih merata dan ringan.














BAB VI
KESIMPULAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan
6.1. Kesimpulan
 Arsitektur gothic diciptakan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan teknis bangunan, namun lebih sebagai karya seni yang dipengaruhi aspek filosofis dan religious yang berkembang pada masa itu. Bentuk dan desain yang rumit memiliki dasar filosofis yang tidak mudah dipahami orang awam. Karenanya studi tentang arsitektur gothic memerlukan pendekatan yang komprehensif dari semua aspek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari..