Selasa, 30 Juli 2013

konsep garden city



KONSEP GARDEN CITY
Garden city sebagai sebuah konsep dalam perencanaan urban memuat nilai – nilai yang berkaitan dengan kota berkelanjutan pada masa kini. Hal tersebut ditunjukkan dari prinsip Howard pada garden city yang ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperhatikan aspek ekologi sebagai respon terhadap lingkungan alam. Desain garden city ditinjau dari elemen kota yang berkaitan dengan kota berkelanjutan adalah :
a. City form
City form yang digunakan oleh garden city adalah cenderung pada decentralized concentration. Penggunaan model ini menunjukkan bahwa ada sebuah pusat kota yang terletak di tengah – tengah dan area pendukung disekelilingnya. Pusat kota yang menjadi pusat interaksi masyarakat terdiri dari berbagai fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pusat kota ini menjadi elemen penarik yang penting bagi area pendukungnya sehingga masyarakat dibuat untuk lebih cenderung tertarik ke dalam. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pemekaran kota (urban sprawl) seperti yang menjadi prinsip dari Howard juga. Pemekaran kota merupakan sebuah dampak yang mempengaruhi kota berkelanjutan karena jarak dan waktu tempuh semakin jauh. Terjadinya pemekaran kota dengan tingkat kepadatan penduduk rendah membuat adanya ketergantungan pada segi transportasi dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung transportasi tersebut semakin meningkat.
Dalam desain garden city, Howard menempatkan pusat kota dengan jarak sekitar 1 km atau 10 menit berjalan kaki. Hal ini memudahkan masyarakat untuk dapat mengakses pusat kota sebagai pusat kegiatan mereka tanpa harus menggunakan kendaraan. Hal ini merupakan sebuah indicator dalam kota berkelanjutan yaitu prinsip untuk mengurangi ketergantungan pada transportasi dan memaksimalkan potensi untuk dapat berjalan kaki.


b. City quarter
Garden city dibagi menjadi enam ward yang merupakan elemen city quarter. Setiap ward ini memiliki potensi yang besar untuk mendukung proses kota berkelanjutan jika ward ini merupakan unit-unit yang mendukung keseluruhan system sebuah kota.
Setiap ward di garden city berisi pemukiman warga, taman, dan sekolah yang memiliki akses yang mudah untuk menuju town centre sebagai pusat kegiatan masyarakat. Howard membuat jarak tempuh di dalam ward ini berdasarkan pada jarak kenyamanan orang berjalan. Contohnya adalah jarak dari pemukiman warga ke sekolah sebagai inti dari ward ini adalah 500 m. untuk berpindah dari ward satu ke yang lain, Howard mengusulkan jarak tempuh sekitar 20-30 menit.
Pembentukan ward dan pengelompokan fasilitas bagi masyarakat ini membuat rasa kebersamaan antar warga menjadi meningkat karena mereka akan banyak berbagi kegiatan dan rempat seperti jalan, pedestrian, sekolah, pusat-pusat kegiatan. Hal ini menyangkut pada aspek humanity yang akan meningkatkan kualitas hidup dari masing – masing individu.
Howard mencoba membangun kualitas lingkungan pemukiman yang baik dengan menempatkan taman dalam setiap rumah. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan aspek ekologi yang menjadi sasaran kota berkelanjutan.
Kesadaran Howard untuk mengatur jarak tempuh dan tata guna lahan bertujuan meminimalisasi perpindahan warga. Perkembangan selanjutnya dari pengaturan jarak tempuh ini adalah konsep TOD (transit oriented development). Konsep TOD (gambar. 11) adalah konsep pengembangan kawasan berkepadatan tinggi dengan tata guna lahan campuran yang berorientasi pada titik – titik transit, yaitu lokasi di mana angkutan umum masal berhenti. Dalam paradigm ini, angkutan umum masal menjadi tulang punggung pergerakan manusia. Titik – titik transit angkutan umum menjadi titik awal dari pergerakan manusia untuk mencapai tujuan masing – masing. Penentuan zoning fungsi – fungsi ini didasarkan atas pergerakan setiap jenis fungsi dan jangkauan yang bias dicapai pejalan kaki (jangkauan yang nyaman ± 400 m).




Manfaat TOD dibagi dalam beberapa aspek yaitu aspek social – ekonomi, lingkungan dan transportasi.
Aspek social – ekonomi mencakup :
• Meningkatkan mobilitas dalam kawasan
• Kawasan yang lebih baik untuk tempat tinggal, bekerja dan bermain
• Meningkatkan kualitas hidup
• Menghemat biaya perjalanan
Aspek lingkungan mencakup :
• Pengurangan konsumsi energy, karena sebagian pergerakan berada di dalam kawasan dan tidak menggunakan kendaraan bermotor
• Pengurangan polusi udara
• Perbaikan kualitas udara
Aspek transportasi mencakup :
• Pengurangan kemacetan lalu lintas
• Menurunkan waktu perjalanan
Pemikiran Howard mengenai jarak tempuh yang selanjutnya berkembang menjadi konsep TOD ini merupakan satu elemen dalam menjawab kebutuhan sebuah kota berkelanjutan.



c. Urban street blocks
Jalan dan perempatan merupakan ornament penting dalam suatu kota. Di garden city, Howard menempatkan bangunan campuran di pusat kota yang mengelilingi sebuah taman besar. Lalu, ada jalan – jalan utama yang menhubungkan pusat kota dan setiap wardnya. Jalan – jalan ini direncanakan dengan konsep tree – lines street dan taman – taman agar didapat sebuah suasana hijau yang dapat meningkatkan aspek ekologi dan membantu mengurangi polusi udara.
Grand avenue yang ada di setiap ward membentuk blok utama dalam kawasan pemukiman warga. Blok utama inilah yang menjadi pusat dari pemukiman yang berisi fasilitas untuk menunjang kebutuhan warga pemukiman tersebut. Tata guna lahan yang direncanakan Howard mencerminkan adanya hirarki ruang yang dimulai dari skala pusat kota lalu menyebar ke skala perumahan warga.
Pengaturan tata guna lahan ini akan mempengaruhi dalam menciptakan sebuah lingkungan yang ramah bagi warga dan infrastruktur yang jelas. Hal ini akan berpengaruh pada pengaturan system transportasi untuk menunjang berbagai kegiatan yang ada di pusat kegiatan masyarakat dan pemukimannya.




Kesimpulan
Konsep garden city yang dikemukakan oleh Howard pada abad 20 membawa pengaruh dan perubahan yang signifikan dalam perencanaan kota – kota di dunia. Konsep ini menjawab kebutuhan masyarakat akan kehidupan yang nyaman dan dapat berintegrasi dengan lingkungan alam. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa garden city sangat relevan dengan konsep kota berkelanjutan.
Garden city merupakan wujud kota berkelanjutan dari empat fisik berikut ini :
1. Livable streets and neighborhoods
Elemen ini menggabungkan adanya integrasi antara pepohonan, taman, ruang terbuka, udara yang bersih dari polusi.
2. Integrasi dari aktifitas masyarakat
Adanya integrasi dari aktifitas seperti bekerja, bermukim, berbelanja, kegiatan rekreasi dan rohani yang ditempatkan dalam zoning yang mudah diakses.
3. Batasan kota digunakan sebagai green belt
Batasan kota ini berfungsi untuk mencegah pemekaran kota.
4. Jarak tempuh dan fasilitas pendukungnya
Ide mengenai jarak tempuh dan pedestrian membuat suasana nyaman bagi orang berjalan dan juga mendukung prinsip transportasi untuk kota berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari..