Selasa, 30 Juli 2013

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN



A.     Pengertian Perkembangan Kepribadian
1.      Definisi Perkembangan
Definisi dari perkembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiran atau akal, pengetahuan, dan lain sebagainya.
2.      Definisi Kepribadian
Sedangkan definisi dari kepribadian berdasarkan Kamus Besar Bahasa yakni keadaan manusia sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak-watak seseorang.
Sedangkan definisi menurut para psikolog sangat berbeda-beda penafsiran, diantaranya:
a.       W. Stern, mendefinisikan Kepribadian (person lichkett) yaitu aktualisasi dari realisasi dari hal-hal yang sejak semula telah terkandung dalam jiwa seseorang.
b.      G.W. Leibniz, berpendapat bahwa Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.
c.       Gordon W. Alport. Ia memberikan definisi Kepribadian sebagai berikut :
"Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustment to his environment" (Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya).
Kalau definisi tersebut dianalisis, maka kepribadian adalah:
1)      Merupakan suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebutuhan organisasi atau sistem yang mengikat atau mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen kepribadian. Organisasi tersebut dalam keadaan berproses selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
Kepribadian bukan sebagai  bakat kodrati yang tidak bisa diubah melainkan kepribadian dapat dibentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian cenderung membuat psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, berkehendak maupun bertindak dalam perbuatan. Aspek-aspek mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain sifat-sifat, kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, ukuran, warna kulit, dan sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dimiliki seseorang.
Semua aspek kepribadian, baik sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentuakan cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ini mengandung arti bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda-beda dalam bertindak atau bereaksi terhadap lingkungannya.
Dari uraian tentang pengertian kepribadian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian yaitu keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifa-sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk tubuh, serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang. Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup semua aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang, merupakan bagian yang khas atau ciri dari seseorang.
B.     Unsur-unsur dalam Kepribadian
Kepribadian seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
a.       Pengetahuan
Pengetahuan sesorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi, pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
b.      Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu bersifat subjektif, sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau kejadian akan berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap jam pelajaran yang kosong.
c.       Dorongan Naluri
Dorongan naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi dengan sesame manusia, meniru tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.

C.     Faktor-faktor yang Membentuk Kepribadian
Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima factor yaitu:
a.       Warisan Biologis(Heredity)
Warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
b.      Warisan Lingkungan Alam(Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.
c.       Warisan Sosial(Social Heritage) atau Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.
d.      Pengalaman Kelompok Manusia(Group Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah memengaruhi anggota-anggotanya.
e.       Pengalaman Unik(Unique Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.

Selain kelima faktor pembentuk kepribadian di atas, F.G. Robbins dalam Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian, yaitu:
1)      Sifat Dasar
Sifat dsar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari ayah dan ibunya.
2)      Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik maupun secara psikis.
3)      Perbedaan Individual
Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak lahir.
4)      Lingkungan
Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan berpengaruh pada kepribadiannya.
5)      Motivasi
Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna dalam kehidupan bermasyarakat.

D.     Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.       Fase Pertama
Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri.
b.      Fase Kedua
Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak.
Fase ini berlangsung relative panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut:
1)      Dorongan-dorongan (Drives)
Unsur ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
2)      Naluri (Istinct)
Naluri merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat makhluk hidup.
3)      Getaran Hati (Emosi)
Emosi atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia, seperti senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.
4)      Perangai
Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsure dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan oleh orang lain.
5)      Inteligensi (Intellegence Quetient-IQ)
Intelegensi adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.
6)      Bakat (Talent)
Bakat pada hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang, berpolitik, dan lainnya.
c.       Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada fase ketiga terjadi perkembangan yang relative tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak.
Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu kepribadian normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1)      Kepribadian Normative
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, dimana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki kepribadian normative apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang lain.
2)      Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)
Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.
3)      Kepribadian Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah  seseorang itu mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualism budaya, misalnya karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya yang berbeda.

E.     Implikasi Perkembangan Kepribadian Remaja dalam Pendidikan
Perkembangan kepribadian dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal ini saling terkait satu sama lainnya dan memiliki hubungan yang ireverdibel. Yang artinya kedua hal ini memiliki pengaruh tembal balik yang seimbang. Dalam implikasinya perkembangan kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi dua macam. Yang pertama, perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan. Dan yang kedua, pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan maksudnya adalah kepribadian akan mempengaruhi pencapaian seseorang dalam pendidikan. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami materi pelajaran dan juga sikapnya di dalam kelas. Kepribadian seseorang juga dapat menunjukkan tingkat kecerdasan orang tersebut. Dalm hal ini bukanlah seseorang yang selalu bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan tetapi bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga terkadang orang yang dianggap kurang ramah akan mendapatkan hasil yang baik dalam memahami suatu materi pelajaran. Namun jika dikaitkan dengan lingkungan sosial hal ini kurang baik karena dikhawatirkan jika orang tersebut akan menggunakan pengetahuannnya untuk sesuatu yang menyimpang.
Pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian maksudnya dlam hal ini pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan kepribadian individu. Dalam dunia pendidikan tidak hanya dijabarkan bagaimana cara individu memahami suatu materi pelajaran tetapi juga pembentukan karakter. Melalui pembentukan karakter kepribadian individu dapat dibangun. Untuk membentuk kepribadian yang baik dalam diri individu maka pendidikan sangatlah dibutuhkan, dan dalam hal ini pendidikan yang dimaksud bukanlah pendidikan formal saja melainkan semua bentuk pendidikan baik pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Dan dalam pembentukan kepribadian yang baik peran dari pendidikan nonformal dari keluarga sangatlah penting. Dengan adanya individu yang memiliki keperibadian yang baik dalam hal sosial dan pengetahuan maka individu tersebut akan memiliki peranana yang sangat penting dalam masyarakat. Hal inilah yang diharapkan dari perkembangan kepribadian terutama pada remaja.












BAB III
PENUTUP

1.1.               Kesimpulan
      Perkembangan kepribadian remaja sangan berpengaruh terhadap bagaimana pendidikannya itu sendiri. Dalam implikasinya perkembangan kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan dan pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami materi pelajaran dan juga sikapnya di dalam kelas. Kepribadian seseorang juga dapat menunjukkan tingkat kecerdasan orang tersebut. Dalm hal ini bukanlah seseorang yang selalu bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan tetapi bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Sehingga terkadang orang yang dianggap kurang ramah akan mendapatkan hasil yang baik dalam memahami suatu materi pelajaran.
Maka dari itu, pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian melalui pembentukan karakter kepribadian individu secara formal, informal, maupun nonformal. Bila tertanam kepribadian yang baik dalam pendidikan maka sosial dan pengetahuannya pun akan berkembang dengan baik. Perilaku sangat tercermin dari kepribadian yang baik pula. Remaja pada umumnya harus ditanamkan kepribadian yang memahami cara bersosialisasi yang baik dalam pendidikannya.

1.2.               Saran
              Sebagai seorang calon pendidik, hendaknya kita mampu memahami dan menerapkan pengetahuan tentang karakteristik perkembangan kepribadian remaja. Karena perkembangan kepribadian remaja sangat mempengaruhi pendidikannya. Kita harus mampu mengakomodir pembentukan kepribadian tersebut dan mengimplementasikannya terhadap pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
(www.akhmadsudrajat.wordpress.com)
http://www.wapannuri.com
Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Karangan Drs. H.Burhanuddin,Mm, Penerbit Rineka Cipta Isbn : 979-518-761-9
Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi Pendidikan , Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya.
Prayitno Dan Erman Anti, (1995), Dasar-Dasar  Bimbingan Dan Konseling , Jakarta : P2LPTK Depdikbud
Prayitno (2003), Panduan Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar

1 komentar:

Cari..